Portal Beita Riau – Riauredaksi.com : GAUNGKAN AKSI KAMPUS SEHAT DI RIAU
dr. Hilda Fauziah Lainatus Shifa
Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM)
Tujuan: Surat pembaca ini bertujuan sebagai media advokasi untuk mengembangkan dan memperkuat sistem kesehatan melalui program Health Promoting University (HPU) pada Perguruan Tinggi di Riau.
Seberapa sering Anda mendengar kata PTM?
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyakit yang tidak langsung bisa dipengaruhi oleh faktor garis keturunan (genetik) serta faktor demografi (usia, jenis kelamin, dan ras). Namun, PTM sering dikaitkan dengan gaya hidup atau life style yang ‘suka-suka-saya’. Mengapa demikian? Karena kecendrungan perilaku masyarakat di zaman digital saat ini sudah sangat digeneralisasi untuk melakukan segala perilaku pola hidup tidak sesuai dengan kebutuhan, tetapi dipengaruhi oleh tren kekinian (fomo). Tidak salah memang untuk mengikuti tren yang ada saat ini, tetapi sebenarnya apakah kita memang perlu untuk melakukan yang tidak kita butuhkan? PTM diantaranya adalah penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, penyakit pada saluran nafas bersifat kronis, penyakit kanker, dan disebabkan oleh PTM yang lain. PTM masih banyak ditemukan terutama di usia muda. Pencegahannya dimulai dengan deteksi dini yang bisa dilakukan di universitas atau perguruan tinggi melalui program HPU.
Apakah dunia mementingkan PTM?
WHO menyusun program 9 Global Targets for Non Communicable Diseases for 2025 yang bertujuan untuk mencegah PTM.
Program pencegahan ini lebih hemat biaya dibandingkan mengobati dampak dari PTM. Seseorang bisa memiliki banyak faktor risiko PTM, seperti kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi garam, dan merokok. Hal ini dapat menyebabkan beban pengelolaan PTM semakin bertambah.
Apa yang sudah dilakukan Pemerintah kita?
Kementerian Kesehatan tahun 2019 telah menerbitkan Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular, itu artinya pemerintah kita pun sudah sangat aware terhadap PTM bagi masyarakat Indonesia. Salah satu kebijakan dalam buku tersebut adalah mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans.
Apakah bisa melakukan advokasi ke Pemerintah?
Advokasi adalah upaya atau proses untuk mempengaruhi pengambil keputusan atau kebijakan publik yang berdampak bagi masyarakat luas. Pemerintah merupakan pengambil kebijakan yang sangat mendorong kesehatan publik, sehingga bekerja sama dengan pemerintah akan memberikan manfaat yang baik bagi seluruh masyarakat.
Apa yang perlu dilakukan Pemerintah?
Berdasarkan Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular tahun 2019 bisa menjadi langkah awal pemerintah untuk meningkatkan strategi-strategi yang sudah tertuang di dalamnya. Berkaca pada sistem pada Universitas Gadjah Mada (UGM) misalkan, UGM sudah mencanangkan program Health Promoting University (HPU) yang dideklarasikan sejak tahun 2019 untuk mengusung Kampus Sehat. Program tersebut tidak hanya sasarannya untuk mahasiswa, tenaga kependidikan, dosen, dan staf saja. Namun, masyarakat luas juga memperoleh dampak baik melalui program HPU tersebut. Program HPU UGM terdiri dari delapan area tematik, yaitu:
- Aktivitas fisik
- Pola makan sehat
- Kesehatan mental
- Kesehatan reproduksi
- Literasi kesehatan
- Zero tolerance narkoba, tembakau, dan alkohol
- Zero tolerance kekerasan, perundungan, dan pelecehan
- Pembentukan lingkungan hidup sehat, aman, dan disabled friendly
PTM yang masih banyak ditemukan di usia muda dapat dicegah dengan deteksi dini yang bisa dilakukan di universitas atau perguruan tinggi melalui program HPU. Oleh karena itu, pemerintah bisa memfasilitasi universitas atau perguruan tinggi di Riau untuk menerapkan HPU agar angka PTM dapat menurun.
Lampiran: