PEKANBARU – Abon ikan di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau berpotensi masuki pasar ekspor karena memiliki kualitas yang baik.
Mantan Pj Bupati Kampar, Kamsol, mengatakan, pasar ekspor sudah menunjukkan ketertarikan terhadap produk abon ikan dari Kampar.
Meski demikian, Kamsol mengingatkan bahwa produksi saat ini masih terbatas dan belum mampu memenuhi permintaan pasar. Karena itu, Pemimpin Kampar berikutnya, Muhammad Firdaus, ditantang untuk melanjutkan dan mengembangkan peluang ini.
“Ini merupakan salah satu sumber ekonomi kerakyatan di Kampar yang memang harus dikembangkan. Abon ikan Kampar, pengelolaannya sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat,” ujar Kamsol, Kamis (26/5/2023).
Menurut Kamsol, untuk memproduksi 1 ton abon, diperlukan 7 ton ikan. Sementara itu, permintaan pasar ekspor terhadap abon ikan mencapai 60 ton per bulan. Jika diproyeksikan, untuk memproduksi 100 ton abon, diperlukan sebanyak 700 ton ikan.
“Sudah kami hitung, kalau memang potensi ini berjalan maka butuh 4 kolam besar untuk dipanen ikannya setiap hari. Artinya sebulan butuh 120 kolam. Dalam jangka 10 bulan untuk siklusnya itu harus siap 1.200 kolam,” papar Kamsol.
Pasarnya sendiri sudah menanti, dengan China, Taiwan, dan Korea siap menjadi penampung produksi abon ikan. Saat ini, produksi ikan di Kampar baru mencapai 62 ton, lantaran kolam-kolam belum terisi maksimal.
Kamsol melihat jika kapasitas tampungan kolam bisa dimaksimalkan, produksi bisa mencapai 120 ton per hari. Namun, dia menyoroti risiko tinggi pada Oktober-November 2023, ketika kondisi cuaca buruk berpotensi menyebabkan banyak ikan mati mendadak.
“Peluangnya sudah ada, tinggal dilanjutkan. Silahkan susun strategi-strateginya bagaimana potensi ini bisa ditangkap,” tutup Kamsol. ***
*****
Lihat: : Sumber Berita
RIAU REDAKSI
# Portal Berita Pekanbaru # Portal Berita Riau # Berita Pekanbaru # Berita Riau