RIAU REDAKSI – Keberhasilan yang Menginspirasi: Usaha Rawon Binaan SETC Bertahan Kuat Selama Pandemi
Jakarta, CNBC Indonesia – Tien Mujiati atau yang kerap disapa Mak Tien (60) merupakan pemilik usaha produk rawon dan menjadi UMKM binaan Sampoerna Entrepreneurship Center (SETC).
Produknya berupa bumbu rawon, bawang merah goreng, dan bawang putih goreng. SETC merupakan program pemberdayaan UMKM yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia” (SUI).
Tujuan dari program tersebut adalah memberi pelatihan, pendampingan, pembinaan, hingga jejaring bagi para pelaku UMKM yang ingin berkembang. Berkat binaan SETC, usaha Mak Tien juga sukses berpartisipasi pada UMKM Expo Nasional 2023 di Solo, Jawa Tengah, pada 10-13 Agustus 2023.
Kesempatan ini menjadi kejutan luar biasa bagi Tien, dan menjadi pameran pertama yang diikutinya. Ia tak menyangka mendapatkan kesempatan ini. Bagi Tien, momen pameran ini menjadi peluang untuk mempromosikan produk Mak Tien.
“Senang, kaget, semuanya campur aduk. Baru pertama kali saya ikut pameran, langsung expo nasional. Ini benar-benar berkat SETC. Terima kasih, karena saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Usaha saya dan pengembangan yang saya lakukan juga berkah pelajaran yang saya dapat dari SETC,” ujar Tien dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
Usaha Mak Tien berawal pada akhir 2019. Setahun setelah pensiun sebagai karyawan, Tien mulai berpikir harus kembali mencari kesibukan dan menghasilkan secara ekonomi. Karena hobi memasak, Tien pun mencoba memasarkan rawon buatannya.
Ternyata, banyak yang menyukai hingga akhirnya dia memberanikan diri membuka warung di garasi rumahnya yang tak terpakai.
Baru beberapa bulan buka warung rawon, hantaman pandemi datang. Mau tak mau, Tien harus menutup warung makannya karena sepi konsumen. Lagi-lagi, dia tak mau hanya berpangku tangan.
“Lalu saya mikir, saya jualan apa ya? Akhirnya, saya punya ide buat bumbu rawon, supaya orang bisa buat rawon sendiri di rumah. Apalagi saat itu, orang-orang pada enggak mau ke luar rumah,” kata Tien.
Dia pun mencoba peruntungan dengan menjual bumbu rawon melalui media sosial Facebook dan Instagram. Pesanan pun berdatangan, terutama dari Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Bumbu rawon itu dikemas dalam kemasan botol plastik 200 ml, dengan berat bersih 180 ml. Harganya dibanderol Rp 20.000.
“Ada yang saya titip di koperasi juga, penjualannya lumayan. Karena Covid-19 terlalu lama, saya kembali mikir, bikin apa lagi. Akhirnya jual brambang goreng (bawang merah goreng) dan bawang goreng (bawang putih goreng). Saya tidak pakai pengawet untuk produk yang saya jual,” terang Tien.
Namun, karena tidak menggunakan pengawet, Tien menghadapi tantangan soal daya tahan produk. Dia mengatakan, bumbu rawon yang dikemas dalam botol plastik hanya tahan dua minggu saat berada di suhu ruangan. Hal ini mendorong Tien untuk terus berinovasi.
Kini, bumbu rawon Mak Tien dikemas dalam kemasan vakum, dengan daya tahan lebih lama. Menurut Tien, bumbu dalam kemasan vakum bisa tahan hingga 3 bulan jika berada di suhu ruang. Dalam kemasan vakum, isi bumbu bisa lebih banyak, yaitu 200 ml dan dijual dengan harga Rp 22.500.
Ide baru kemasan ini didapatkannya setelah mengikuti kelas pengemasan yang diadakan SETC. Tien mendapatkan masukan untuk mengemas bumbu rawon dengan kemasan vakum untuk memperpanjang daya tahan produk. Menurut dia, dari pelatihan-pelatihan yang diikutinya sejak bergabung dengan SETC pada 2020, sangat bermanfaat untuk pengembangan usahanya.
“Jadi, saya bersyukur sekali ikut pelatihan pengemasan yang diadakan SETC. Soal vakum ini saya juga dapatnya dari situ. Tahu cara pengemasan, plastik untuk vakum yang digunakan apa. Manfaatnya banyak sekali,” kata Tien.
Dengan daya tahan yang lebih lama, produk Mak Tien kini telah dibawa oleh para konsumennya ke sejumlah negara, di antaranya Amerika Serikat dan Australia.
Pada September 2023, Tien ingin kembali membuka warung rawon di rumahnya. Akan tetapi, Tien menyadari, harus melakukan promosi lebih kencang karena lokasi rumahnya yang kurang strategis. Jika ada kesempatan, Tien juga ingin memperdalam pengetahuannya mengenai pemasaran melalui media sosial.
Di SETC, dia pun sering berkonsultasi dan mendapat pendampingan di bidang yang sesuai dengan kebutuhannya dalam mengembangkan usaha. Meski nanti telah membuka kembali warung makan, Tien akan tetap memproduksi bumbu rawon instan karena telah memiliki pasar tersendiri.
“Nanti saya akan minta lagi masukan dari teman-teman SETC, karena kendala saya di pemasaran,” kata Tien.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Presiden Kunjungi Stan SETC di Festival UMKM Merdeka
(rah/rah)
*****
Lihat: : Sumber Berita
RIAU REDAKSI
# Portal Berita Pekanbaru # Portal Berita Riau # Berita Pekanbaru # Berita Riau