Riau Redaksi – Presiden Joko Widodo Menegaskan Komitmen Indonesia untuk Atasi Perubahan Iklim di World Climate Action Summit 2030
JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) pada World Climate Action Summit (WCAS) 2030, sebagai bagian dari rangkaian COP 28 UNFCCC.
Fokusnya adalah membangun ekonomi Indonesia yang Resilient, Prosperous, Sustainable, dan Inclusive. Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, berupaya keras mencapai net zero emission pada tahun 2060 atau bahkan lebih awal.
Saat mencapai tujuan ini, pertumbuhan ekonomi yang tinggi, penurunan signifikan dalam tingkat kemiskinan dan ketimpangan, serta penciptaan lapangan kerja terus menjadi prioritas.
Presiden RI menyampaikan upaya konkret Indonesia dengan menurunkan emisi karbon, terutama melalui perbaikan pengelolaan Forest & Other Land Use (FOLU) dan percepatan transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanthi, yang berada di Dubai, menekankan pentingnya menyampaikan keberhasilan dengan data dan informasi yang akurat, transparan, dan kredibel.
Menurut Laksmi, hasil inventarisasi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) nasional pada tahun 2022 menunjukkan peningkatan sebesar 6,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Business-As-Usual (BAU) pada tahun yang sama, terjadi pengurangan sebesar 42%.
Sementara itu, sektor Forest & Other Land Use (FOLU) juga mencatat prestasi positif. Laksmi menjelaskan bahwa deforestasi netto Indonesia mengalami penurunan sebesar 8,4% dari tahun 2021-2022, berdasarkan pemantauan perubahan tutupan hutan.
Data deforestasi dari 1996 hingga 2022 menunjukkan peningkatan atau penurunan yang dinamis. Namun, capaian terbesar terjadi pada periode pemantauan 2020-2021, di mana deforestasi mencapai titik terendah dalam 20 tahun terakhir, yaitu 0,107 juta Ha.
Laksmi menyoroti peran strategis sektor energi dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik melalui transisi energi. Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Baru Terbarukan (PLT Berbasis EBT) menunjukkan investasi sekitar USD 55,18 miliar, membuka 281.566 lapangan kerja baru, dan mengurangi emisi GRK sebesar 89 juta ton CO2e, menurut data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan (EBTKE).
*****
Lihat: : Sumber Berita
RIAU REDAKSI
# Portal Berita Pekanbaru # Portal Berita Riau # Berita Pekanbaru # Berita Riau