BERITA RIAU, PEKANBARU – Usai masa penghujan kini Riau pada awal tahun 2019 ini kembali akan dihadapkan dengan persiapan musim kering atau musim kemarau.
Apalagi intensitas hujan mulai berkurang disertai dengan meningkatnya suhu panas di Riau.
Status siaga darurat banjir dan longsor Provinsi Riau sendiri sudah berakhir pada Senin (31/12) lalu.
Pemerintah Provinsi Riau tidak lagi memperpanjang status siaga darurat ini.
Namun mulai dilakukan persiapan menghadapi musim kering.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Riau, Edwar Sanger mengatakan, status siaga darurat banjir dan longsor ini, ditetapkan sejak 30 November 2018 lalu hingga 31 Desember 2018.
“Kita tidak perpanjang karena sejumlah daerah yang sebelumnya terdampak banjir, kini sudah surut. Laporan dari kabupaten/kota yang terdampak banjir selama ini, air sudah surut,”ujarnya.
Edwar Sanger mengaku, pihaknya sudah melakukan kajian dan mengevaluasi bencana banjir dan longsor beberapa waktu terakhir.
Di mana, dari hasil prediksi BMKG, curah hujan mulai menurun.
“Kami sudah diskusi dengan stakeholder terkait, khususnya dengan BMKG. BMKG menyebut, curah hujan mulai turun, dan sudah bersiap Hadapi musim kering,” jelas Edwar.
BPBD Riau juga sudah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota se – Riau.
Menurut Edwar Sanger awal tahun ini belum memasuki musim kemarau kering parah, karena hasil kordinasi dengan BMKG masih ada hujan pada Februari, namun diperkirakan pada Maret dan April serta Mei akan mulai musim kering.
“Tentunya dilakukan persiapan juga sejak awal tahun agar kita ada upaya antisipasi, apalagi dalam tiga tahun terakhir kita bisa tekan Karhutla dengan upaya pencegahan dan tentunya atas kehendak Allah juga, “ujar Edwar Sanger.
Sebagaimana diketahui pada tahun 2018 lalu Pemprov Riau mulai menetapkan status siaga darurat karhutla awalnya ditetapkan pada 19 Februari 2018, dan berakhir pada 31 Mei 2018. Namun, status kembali diperpanjang pada 1 Juni 2018, dan berakhir pada 30 November.
Sumber : Tribunpekanbaru.com