Riau Redaksi : Kaget di Malam Pertama, Istri Kaget Tak Temukan Organ Intim Suami , Ternyata Ini Penyebabnya
JAKARTA – Seorang wanita pengantin baru di India, Rita (nama samaran), sangat kaget karena tidak menemukan organ intim suaminya, Tony (nama samaran) di malam pertama.
Dikutip dari wolipop detik.com, Tony memiliki kondisi buried penis (penis yang ‘terkubur’ atau mendelep). Pasangan pengantin baru itu kemudian memutuskan mencari bantuan ahli urologi terkenal, dr Jason Philip di Rumah Sakit Umum Pemerintah Rajiv Gandhi di Chennai, India.
Kepada dr Philip, Rita mengungkapkan dirinya sangat tertarik pada seks. Namun dia tak menyangka mengetahui kondisi Tony selama momen intim di malam pernikahan mereka. Rita merasa tertipu lantaran Tony tak mengungkapkannya sejak awal.
“Dokter, suami saya tidak punya penis!” kata Rita menyatakan dengan tegas, didorong oleh rasa takut, bingung, dan dampak emosional yang mendalam, dikutip dari South First.
Saat Tony memasuki ruangan dokter, dia tampak tenang tetapi tampak cemas.
“Saya lahir dengan penis, tetapi selama lima tahun terakhir, saya tidak dapat melihat ‘benda’ itu, meskipun saya dapat buang air kecil, tetapi dengan sedikit mengejan. Aku tidak bermaksud menipu dia. Saya pikir semuanya akan baik-baik saja setelah menikah, “kata Tony kepada dokter.
Masalah ini membuat aktivitas seksual dan bahkan buang air kecil menjadi sulit, menyebabkan ketegangan dan ketidaknyamanan.
Berdasarkan pemeriksaan fisik yang menyeluruh, Tony mengalami kondisi yang disebut buried penis, yakni penis tersembunyi di bawah banyak lemak atau kulit, menutupi visibilitasnya meskipun ukurannya normal.
Menurut dr Philip, obesitas adalah penyebab khas dari kondisi ini dan dia merekomendasikan penurunan berat badan sebagai pendekatan utama untuk kasus Tony. Diketahui, Tony memiliki berat badan sekitar 130 kg.
“Itu adalah ‘penis yang mendelep’ yang disebabkan (dalam kasus ini), seluruhnya karena kelebihan berat badan. Masalahnya biasanya bisa diselesaikan. Awalnya, saya ingin dia menurunkan berat badan dan mencoba melakukan penetrasi. Saya memberinya alamat klinik penurunan berat badan dan memintanya untuk bertemu saya setelah enam bulan,” tweet dr Philip.
Dokter Philip mengatakan kepada South First, bahwa kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan penis mendelep dengan menumpuknya lemak di sekitar area kemaluan, yang kemudian menutupi atau mengelilingi pangkal penis, membuatnya kurang terlihat.
Terlepas dari fungsi seksual, termasuk ereksi dan penetrasi, individu dengan penis yang mendelep mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga agar penis tetap terbuka dan terlihat, yang menyebabkan kesulitan buang air kecil dan kebersihan.
Menurunnya gairah seksual juga dapat dipengaruhi dalam kasus penis mendelep, terutama jika kondisi tersebut menyebabkan perasaan malu atau kesadaran diri.
Dokter Philip akhirnya merekomendasikan agar Tony fokus pada penurunan berat badan sekitar 40 hingga 50 kg, secara signifikan nantinya dapat meningkatkan visibilitas dan fungsi penisnya.
Selain itu, ia juga mendorong Rita untuk menjadi sumber motivasi dan dukungan bagi sang suami selama proses transformatif ini.
Enam bulan kemudian, Tony dan Rita kembali ke klinik dr Philip. Tony telah kehilangan banyak berat badan, namun penisnya masih belum bisa mencapai penetrasi penuh.
“Dalam beberapa kasus, prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi tersebut, terutama jika penurunan berat badan saja tidak menyelesaikan masalah tersebut,” jelas dr Philip.
Ia pun memeriksa ulang Tony meskipun penurunan berat badan telah meningkatkan visibilitas penis secara signifikan. Beberapa tantangan pun tetap ada karena kelebihan lemak kemaluan dan sedikit perlengketan.
Memahami bahwa pasangan tersebut menginginkan kehidupan intim yang memuaskan, dr Philip merekomendasikan prosedur pembedahan.
“Intervensi bedah terkadang diperlukan untuk melepaskan ligamen yang menahan penis ke tulang kemaluan, membuat penis menjadi lebih terlihat. Prosedur ini sangat bermanfaat untuk bayi atau kasus bawaan dengan ligamen pendek,” kata dr Philip.
Dia menambahkan, untuk orang dewasa, operasi dapat dilakukan untuk melepaskan ligamen tertentu, dan dalam beberapa kasus, pekerjaan tambahan di dalam saluran kemih mungkin diperlukan. Operasi ini tidak berbahaya jika dilakukan oleh ahli urologi yang berkualifikasi.
Satu setengah tahun kemudian, pasangan itu kembali ke klinik dr Philip, mata mereka berbinar bahagia. Di tangan mereka, mereka membawa sekotak permen dan, yang lebih penting, bayi perempuan mereka.
“Kami memiliki kehidupan seks yang bahagia sekarang. Saya akan menamai bayi kami dengan nama Anda, tetapi dia perempuan, ” kata Rita dengan gembira, seperti ditirukan dr Philip.***
*****
Lihat: : Sumber Berita
RIAU REDAKSI
# Portal Berita Pekanbaru # Portal Berita Riau # Berita Pekanbaru # Berita Riau