BERITA RIAU, Debat antara dua pasangan kandidat capres-cawapres menjadi perhatian warganet.
Situs Spredfast mencatat bahwa dalam lima jam, dari pukul 18.00 hingga 23.00 WIB, ada lebih dari 52.000 cuitan membahas jalannya debat.
Setiap jam, ada sekitar 5.000 cuitan dari warganet terkait terkait pelaksanaan debat pasangan capres-cawapres yang membahas soal penegakan hukum, isu HAM, pemberantasan terorisme dan penanggulangan korupsi.
Debat televisi Kamis malam adalah debat pertama dari lima debat televisi yang direncanakan akan digelar sebelum dilangsungkannya pemberian suara tanggal 17 April 2019.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengaku puas dengan hasil debat kandidat pilpres 2019 yang berlangsung semalam.
Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin berdebat dengan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno soal isu hukum, korupsi, terorisme, dan HAM.
“Puas. Ya, ini kan sebetulnya kita hanya bercerita apa yang telah kita lakukan dan kerjakan,” kata Jokowi kepada wartawan di sela kunjungan kerjanya di Garut, Jumat (18/1/2019).
Berbeda dengan saat debat semalam, kali ini Jokowi memberikan apresiasi kepada rivalnya.
Menurut dia, pasangan calon nomor urut 02 itu telah banyak memberikan masukan.
“Kalau ada yang kurang itu yang akan kita perbaiki. Intinya ke sana. Jadi kalau ada kemarin masukan-masukan dari Pak Prabowo-Sandi, ya baik untuk perbaikan-perbaikan ke depan,” kata Jokowi.
Lembaga riset dan konsultan politik Charta Politika mencatat ada sekitar 12,7% pemilih yang masih tidak tahu atau tidak menjawab soal pilihan politik mereka dalam pemilihan presiden 2019.
Para undecided voters—yang belum menentukan pilihan—menurut pengamat politik dari Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI), Hurriyah, ingin melihat narasi apa yang sebenarnya ingin disampaikan kedua calon lewat debat.
Namun jika kita melihat di kalangan sebagian warganet, ternyata keinginan yang muncul justu untuk mengikuti perkembangan meme terbaru.
Debat perdana Pilpres 2019 dipandu oleh Ira Koesno dan Imam Priyono.
Ira, jurnalis senior yang dulu tampil di SCTV, pernah memandu debat presiden tahun 2004, dan kemudian muncul lagi saat memandu debat cagub-cawagub DKI Jakarta pada 2017.
Sama halnya seperti saat itu, penampilan Ira sebagai moderator pun kembali menjadi perhatian khusus warganet.
Dalam debat, kandidat capres Prabowo Subianto mempermasalahkan penegakan hukum aparat Jokowi, yang disebutnya berat sebelah.
Menurutnya, kepala daerah yang mendukung Prabowo ditangkap, namun mereka yang mendukung Jokowi ‘baik-baik saja’.
Jokowi menjawab: “Jangan menuduh begitu Pak Prabowo. Kalau ada bukti, diajukan saja.” Dia kemudian menyinggung soal hoaks Ratna Sarumpaet.
Dalam pertanyaan debat soal perbandingan antara ketegasan penegakan hukum dan perlindungan HAM, waktu jawaban bagi pasangan kandidat Jokowi-Ma’ruf masih tersisa, sehingga Jokowi mempersilakan kandidat cawapresnya, Ma’ruf untuk ikut menambah jawabannya.
Namun Ma’ruf menjawab, “Cukup.” Warganet pun membandingkan jawaban antara Ma’ruf Amin itu dengan kesempatan cawapres Sandiaga Uno yang sudah beberapa kali ikut berbicara dalam debat.
Setelah mengamati jalannya debat secara langsung, media Australia ABC berkomentar:
Pasangan calon nomor 01, masih jelas unggul di atas nomor 02. Namun Jokowi menghadapi tantangan besar dari pesaing yang ia kalahkan dalam pemilu tahun 2014.
Jokowi sekarang juga dinilai lebih agresif dibanding dengan lima tahun lalu.
Selain itu, petahana dinilai lebih handal dalam bertanya dan memberikan jawaban dalam hal korupsi serta ketidaksetaraan gender.
The Sydney Morning Herald menganalisa debat yang berlangsung Kamis malam dan menulis:
Kedua calon presiden dan calon wakil presiden tampak seperti robot dan jawaban yang diberikan sepertinya sangat diperhitungkan karena tidak mau mengambil risiko.
Berkaitan dengan itu, komentator harian itu juga mengkritik sistem debat, di mana para calon sudah mendapatkan kisi-kisi semua pertanyaan seminggu sebelum debat, sehingga sudah dapat mempersiapkan diri. Namun demikian, rakyat yang menonton debat tidak mendapat informasi lebih banyak dari jawaban para calon.
Sydney Morning Herald menyimpulkan: “Debat berakhir tanpa adanya gagasan besar yang baru dari para calon, dan hanya ada sedikit informasi baru tentang kebijakan yang mungkin akan mereka tempuh, jika menang. Mungkin, oleh sebab itu juga, kedua calon presiden tidak mendapat inspirasi untuk memberikan komentar positif tentang saingannya, ketika diberi kesempatan.
Harian Australia itu juga menyinggung, ini mungkin kesempatan terakhir bagi Prabowo Subianto untuk bisa meraih kursi presiden.
Media Singapura, The Straits Times terutama menilai, isu-isu yang jadi topik utama debat adalah isu-isu penting yang tepat untuk diangkat.
Tetapi sayangnya kedua kubu tidak memberikan rincian lebih banyak ketika menjawab pertanyaan, sebaliknya hanya memberikan jawaban secara umum.
The Strait Times dan sejumlah media asing lainnya menyoroti performa Ma’ruf Amin yang dinilai tidak menunjukkan prestasi gemilang.
Sydney Morning Heral mengomentari Ma’ruf Amin yang katanya perlu waktu hampir satu jam sebelum mulai berbicara untuk menjawab pertanyaan dari panelis.
Sumber : Tribunpekanbaru.com