JAKARTA – Perjalanan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk mengicar kursi calon wakil presiden (cawapres) penuh dengan dinamika. Terutama setelah muncul wacana pembentukan Koalisi Besar yang digagas oleh Partai Golkar dan Gerindra dengan membuka peluang bagi partai lain untuk bergabung.
“Saat ini kita masih dalam proses yang terus berjalan, dinamis ya. Moga-moga nanti menjelang akhir Juni ada kristalisasi,” ungkap Cak Imin kepada wartawan pada Rabu (17/5/2023).
Wacana koalisi besar juga memunculkan spekulasi mengenai posisi Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, yang semakin dekat dengan Prabowo Subianto. Dalam hal ini, PKB diduga akan mengusulkan Airlangga sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Cak Imin, meskipun Airlangga sendiri juga berminat untuk menjadi cawapres Prabowo.
“Proposal tersebut masih menunggu reaksi dan diskusi lebih lanjut. Kami ingin menciptakan kebersamaan antara saya, Pak Prabowo, dan Pak Airlangga,” jelas Cak Imin.
Dalam menjawab peluang terbentuknya koalisi baru, Cak Imin tetap diplomatis. Meskipun ada dorongan kuat untuk membawa Golkar dalam satu perahu politik. “Jika kita bersatu, maka koalisi akan semakin kuat. Namun, itu baru terjadi jika ada tiga partai yang bersatu,” tegasnya.
Terkait dengan kemungkinan bergabungnya Golkar dalam koalisi baru, Cak Imin memberikan jawaban singkat. “Jika ada tiga partai yang bersatu, maka baru bisa kita bicarakan lebih lanjut,” ujarnya.
Menanggapi rumor terkait Koalisi Besar yang dikabarkan akan mengajak PAN dan PPP, Cak Imin memberikan komentar dengan nada humor. “Saya tidak tahu. Yang saya tahu, saat ini tiga partai intensif berdiskusi. Selain itu, partai non-parlemen juga semakin aktif. Saya takut mengatakannya karena akan membuat mereka marah. Partai warna merah? Tentu saja, itu berarti PDIP, hahahaha,” ungkapnya sambil tertawa.
Meskipun demikian, Cak Imin melihat peluang untuk menjadi cawapres Prabowo Subianto masih terbuka lebar. Ia memperkirakan bahwa nama-nama calon presiden dan cawapres akan terkristalisasi pada akhir Juni. “Peluangnya sangat besar, saya bisa menjadi pasangan beliau,” jelasnya.
Seiring dengan itu, beredar rumor bahwa PDIP akan mengajukan cawapres dari NU, yakni Nasarudin Umar. Cak Imin menegaskan bahwa keputusan tersebut adalah hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Hak itu sepenuhnya berada di tangan Bu Megawati. Jadi kita harus menghormati siapapun yang dipilih oleh Bu Megawati, kita harus menghormatinya,” pungkasnya.***
*****
Lihat: : Sumber Berita